Translate

Senin, 18 Juni 2012

Pendiri detik.com


Ide untuk mendirikan Detik.com tercetus ketika terjadi krisis politik di tahun 1998. Kala itu, kantor tabloid Detik, tempat Budiono Darsono  bekerja, diberangus bersama-sama majalah Tempo dan Editor. Justru pada saat kehilangan pekerjaan dan terjepit, ide kreatif Budiono muncul. Dengan bermodalkan semangat, tape recorder, dan HT (handy talky), Budiono meliput peristiwa-peristiwa seputar unjuk rasa mahasiswa dan pergolakan politik yang memang sedang marak saat itu. Liputan pertama Detik.com adalah tragedi Semanggi 1998.
Pemilihan nama Detik.com terinspirasi karena Budiono memimpikan setiap detik selalu ada berita baru yang harus dipublikasikan. “Mengapa menunggu besok? Detik ini juga," begitulah slogan yang terpampang di blog resmi Budiono.
Situs detikcom sebenarnya sudah siap diakses pada 30 Mei 1998, namun mulai online dengan sajian lengkap pada 9 Juli 1998. Tanggal 9 Juli itu akhirnya ditetapkan sebagai hari lahir Detikcom yang didirikan Budiono Darsono (eks wartawan DeTik), Yayan Sopyan (eks wartawan DeTik), Abdul Rahman (mantan wartawan Tempo), dan Didi Nugrahadi. Semula peliputan utama detikcom terfokus pada berita politik, ekonomi, dan teknologi informasi. Baru setelah situasi politik mulai reda dan ekonomi mulai membaik, detikcom memutuskan untuk juga melampirkan berita hiburan, dan olahraga. Total pengunjung detik mencapai lebih dari 3 juta per harinya.
Saat ini Detik.com menduduki peringkat ke-9 sebagai situs paling banyak dikunjungi di Indonesia. Menduduki peringkat 447 dunia, sementara dalam kategori situs lokal (milik Indonesia), Detik.com merupakan situs  Indonesia kedua terbesar setelah kaskus.

Gambar : Empat Pendiri Detik.com (dimulai dari sisi kiri pembaca)


Setelah mengenal detik.com sebagai salah satu situs terbesar, ada 10 situs terbesar lainnya yang dimiliki oleh Indonesia.
Berikut gambar 10 situs terbesar milik indonesia :


Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar